Model Pembelajaran Kooperatif Think Talk Write (TTW)

1.      Pengertian atau makna aspek model pembelajaran kooperatif Think Talk Write

Model pembelajaran think talk write (TTW) adalah model pembelajaran yang dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi siswa. Model pembelajaran think talk write dikembangkan oleh Huinker dan Laughlin (Yamin dan Ansari, 2008:84) yang dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe TTW, terdapat tiga tahapan pembelajaran yaitu, peserta didik dituntut untuk berpikir (Think), berbicara (Talk) serta menulis (Write). Pada tahap Think dimulai dengan keikutsertaan peserta didik dalam berfikir setelah membaca Lembaran Kerja Peserta Didik yang diberikan. Hasil dari fase inilah yang akan menjadi bahan untuk diskusi pada fase talk. Pada fase Talk, peserta didik dituntut untuk berbicara atau mengkomunikasikan hasil pemikirannya dengan menggunakan bahasa yang mereka pahami dalam diskusi kelompok yang dibagi atas tiga sampai lima orang peserta didik dalam setiap kelompok. Fase terakhir adalah Write, pada aktivitas ini peserta didik mengkontruksi ide-ide yang telah didiskusikan dengan teman sekelompoknya,peserta didik dapat menuliskan kembali hasil atau solusi dari masalah tersebut dengan bahasa mereka sendiri.

    2.      Indicator ketercapaian dari model pembelajaran kooperatif Think Talk Write

1)      Kemampuan pemahaman matematika

Model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik, siswa dapat mengkomunikasikan tau mendiskusikan pemikirannya dengan temannyasehingga siswa saling membantu dan saling bertukar pikiran. Hal ini dapat membantu siswa dalam memahami materi yang di ajarkan.

Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah pemahaman konsep. Pemahaman konsep merupakan penguasaan terhadap materi pelajaran di mana siswa  dapat mengungkapkan kembali konsep yang telah disampaikan kepadanya dengan bahasa sendiri dan mampu mengaplikasikannya dalam menyelesaikan persoalan dalam matematika.

Indikator-indikator pemahaman konsep matematika yang harus dicapai peserta didik, yaitu menyatakan ulang sebuah konsep, mengklasifikasikan objek-objek, mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep, memberikan contoh atau contoh kontra, menerapkan konsep secara logis, menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematika, mengaitkan berbagai konsep, mengembangkan syarat perlu dan/atau syarat cukup suatu konsep.

2)      Kemampuan komunikasi matematis

Model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dapat melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke bentuk tulisan secara sistematis sehinnga siswa akam lebih memahami materi dan membantu siswa untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan.

Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan untuk menjelaskan, menyampaikan informasi, dan mengkomunikasikan gagasan matematika. Peserta didik tidak hanya mampu menyelesaikan suatu persoalan dengan benar tetapi juga mampu untuk menyampaikan dan menjelaskan bagaimana memperoleh solusi dari persoalan tersebut.

Kemampuan komunikasi matematis dalam pembelajaran perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika.Kefokusan dan perhatian peserta didik untuk mau terlibat aktif dalam pembelajaran diperlukan agar dapat memiliki kemampuankomunikasi yang baik. Untuk melihat kemampuan komunikasi dalam pembelajaran matematika dilihat dari indikator kemampuan komunikasi dalam matematika. Indikator-indikator kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dilihat dari:

a.       Menyajikan pernyataan matematika secara tertulis, gambar, dan diagram,

b.      Melakukan manipulasi matematika

c.       Memberikan alasan atau bukti secara logis dan benar terhadap solusi

d.      Menarik kesimpulan dari pernyataan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADIS TENTANG KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP ANAK

CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN RELASI DAN FUNGSI

PERSAMAAN DHIOPANTINE